Wednesday, February 14, 2007

Kontinuitas Sebuah Mimpi

2:29 19/11/2006
"Sebuah Mimpi Tanpa Akhir"

Sial! Sial! Sial! kata umpatan apa lagi yang bisa menyembuhkan sesak di dalam sini?! rasanya semakin mengumpat semakin tertekan pula pembuluh darahku, kerongkonganku, membuatku merasa ingin tersedak tapi tak bisa. Rasanya mirip-mirip seperti kehilangan nafas waktu mau tenggelam di kolam renang saat ingin mencari tau bagaimana cara berenang yang baik dan benar.

jiwaku dianugerahi gerakan melankolis secara mendadak. semuanya jadi terasa begitu dramatis. aku jadi sibuk mencari objek-objek yang sekiranya mungkin akan menjadi jodohku, satu dan selamanya. waktu juga membuatku terjebak dalam sebuah sinergi tak terjamah akan kenangan masa lalu. sebuah lingkaran setan yang tak dapat ku tembus barang sejengkal pun untuk mencari titik lemah hingga aku dapat membasminya, hilang seperti pusaran angin tornado yang sanggup menyapu sebagian daratan di negara barat sana atau puting beliung di timur sini.

siang tadi sehari yang lalu, akhirnya aku bisa mengambil waktu tidur siangku dengan leluasa. tanpa harus terbebani dengan kewajiban-kewajiban yang bikin tak nyenyak tidur. ditemani sebuah novel kusut pinjaman dari sebuah perpustakaan kecil di luar kampusku tapi tak semua orang mampu membacanya dan aku merasa sangat beruntung dapat membawanya sebagai teman tidur. dan aku bermimpi.

aku terbangun dengan rasa badan malah tak keruan. sakit disana-sini. pegal disana-sini. pusing disana-sini. aku hampir menyerah dengan kualitas tidurku yang semakin buruk belakangan ini. seperti naluri, aku memegangi pelipis kepalaku. rasanya nyeri sekali... habis mimpi apa aku tadi? aku mengingat-ingat dengan keras. sesuatu berkelebat dalam ingatanku. ini berkaitan dengan masa laluku, tandasku sendiri. tapi apa? apa!

sebuah wajah...tidak! sebuah kejadian...mmm...sebuah gambaran, petunjuk, atau cahaya..aku tak yakin...

tapi rasanya itu...menyenangkan...tapi juga menyedihkan...aku ingat! aku menangis tadi...dalam mimpi, tapi karena kejadian apa?

[23:02 19/11/2006] kontinuitasnya

mengapa aku terbangun dengan rasa yang tak keruan? aku ingin menjawab, aku tahu kalau aku tahu jawabannya, tapi aku tak ingin menjawabnya. rasa sakit di dalam sini menyeruak begitu saja. aku tak tahu. tak tahu. dan tak tahu.

semuanya seperti nyata. aku tak mengatakannya. tapi itu memang benar seperti nyata. rasa sakitnya juga nyata. rasa rindunya juga nyata. wajahnya nyata. senyumnya nyata. aku bahkan mendengar suaranya. am i getting insane?

No comments: